INICHEM ACTIVATED AGENT (ICA) 1KG

Rp125.000

ICA memiliki peran yang cukup baik pada proses pelarutan emas menggunakan sianida atau IDA/ Jinchan khususnya pada beberapa jenis batuan emas ; batuan emas primer berkadar rendah (kadar emas antara 0,1%-79% dalam bijihnya), batuan emas berkandungan belerang relatif tinggi (pyrite, pyrrhotite, chalcopyrite, galena, dan sebagainya). ICA terionisasi dalam larutan, menjadi kation Pb2+ dan anion nitrat NO3–.

Batuan berjenis electrum (kadar emas dibawah 80%, kadar perak dan tembaga di atas 20%) sangat beresiko terhadap serangan gas belerang pada kulit bijihnya, sehingga membentuk lapisan film tipis Ag2S. Lapisan ini bisa terbentuk selama proses penghalusan batuan, atau pada saat berlangsungnya pelarutan menggunakan sianida. Pada kondisi adanya cairan, belerang dapat membentuk senyawa dengan kation hidrogen, menjadi senyawa larut H2S. Hidrogen sulfide (H2S) yang terbentuk selanjutnya bereaksi cepat dengan atom perak (Ag), membentuk senyawa tak larut Ag2S (argentite). H2S juga bereaksi sangat cepat dengan tembaga, membentuk senyawa tak larut CuS. Ag2S dan CuS yang terbentuk, melapisi logamnya di permukaan bijih, sehingga menghalangi kontak fisik antara logam dan sianida. Lapisan sulfida logam yang tipis ini menyebabkan melambatnya pelarutan bijih emas, sehingga secara umum disebut dengan istilah “bijih emas pasif”, atau “passive gold”.

Ion nitrat berfungsi melarutkan senyawa perak sulfida Ag2S dan tembaga II sulfida CuS, sehingga lapisan tipis terkelupas kembali (bijih emas kembali aktif). Adapun ion timbal II berfungsi mengendapkan larutan H2S yang terbentuk selama berlangsungnya proses pelarutan sianidasi, menjadi senyawa tak larut PbS. Reaksi ini berlangsung seketika, sehingga kemungkinan terjadinya perusakan bijih emas oleh H2S dapat dicegah, melalui kehadiran ion timbal II di dalam larutan.

In stock

Category:

Description

ICA memiliki peran yang cukup baik pada proses pelarutan emas menggunakan sianida atau IDA/ Jinchan khususnya pada beberapa jenis batuan emas ; batuan emas primer berkadar rendah (kadar emas antara 0,1%-79% dalam bijihnya), batuan emas berkandungan belerang relatif tinggi (pyrite, pyrrhotite, chalcopyrite, galena, dan sebagainya). ICA terionisasi dalam larutan, menjadi kation Pb2+ dan anion nitrat NO3–.

Batuan berjenis electrum (kadar emas dibawah 80%, kadar perak dan tembaga di atas 20%) sangat beresiko terhadap serangan gas belerang pada kulit bijihnya, sehingga membentuk lapisan film tipis Ag2S. Lapisan ini bisa terbentuk selama proses penghalusan batuan, atau pada saat berlangsungnya pelarutan menggunakan sianida. Pada kondisi adanya cairan, belerang dapat membentuk senyawa dengan kation hidrogen, menjadi senyawa larut H2S. Hidrogen sulfide (H2S) yang terbentuk selanjutnya bereaksi cepat dengan atom perak (Ag), membentuk senyawa tak larut Ag2S (argentite). H2S juga bereaksi sangat cepat dengan tembaga, membentuk senyawa tak larut CuS. Ag2S dan CuS yang terbentuk, melapisi logamnya di permukaan bijih, sehingga menghalangi kontak fisik antara logam dan sianida. Lapisan sulfida logam yang tipis ini menyebabkan melambatnya pelarutan bijih emas, sehingga secara umum disebut dengan istilah “bijih emas pasif”, atau “passive gold”.

Ion nitrat berfungsi melarutkan senyawa perak sulfida Ag2S dan tembaga II sulfida CuS, sehingga lapisan tipis terkelupas kembali (bijih emas kembali aktif). Adapun ion timbal II berfungsi mengendapkan larutan H2S yang terbentuk selama berlangsungnya proses pelarutan sianidasi, menjadi senyawa tak larut PbS. Reaksi ini berlangsung seketika, sehingga kemungkinan terjadinya perusakan bijih emas oleh H2S dapat dicegah, melalui kehadiran ion timbal II di dalam larutan.

Additional information

Weight 1 kg

Reviews

There are no reviews yet.

Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.